Hai Pemimpin! Siapa yang Kaulayani?
Mikha 3:1-12
Pemimpin yang benar harus memiliki belas kasihan dan respek terhadap yang dipimpinnya. Pemimpin yang jahat bertindak tidak adil dan selalu memuaskan keinginan sendiri. Jika kita diberi kesempatan menjadi pemimpin, siapakah yang akan menjadi fokus pelayanan kita? Dan, siapkah kita menerima risiko bila fokus pelayanan kita melenceng?
Mikha mengecam dosa para pemimpin, imam, dan nabi yang seharusnya bertanggung jawab untuk mengajar, menasihati, dan membawa umat Israel kepada kebenaran. Mereka hanya melayani diri sendiri, memeras kaum lemah, dan tidak berbuat adil. Karena itu, sekalipun mereka berseru kepada Tuhan, Ia tidak akan menjawab mereka (1-4).
Mikha tetap setia pada panggilannya menyatakan kebenaran sekalipun tidak disukai orang banyak. Sebaliknya, nabi palsu menyampaikan pesan yang enak didengar oleh penguasa. Mikha menubuatkan bahwa suatu hari nanti para nabi palsu akan dipermalukan akibat tindakan mereka (5-8). Mikha memanggil dan memperingatkan para pemimpin jahat bahwa uang sudah menjadi tuan yang mereka layani (11). Akibatnya, Yerusalem dan Bait Suci akan dihancurkan (12).
Saat kesempatan sebagai pemimpin itu ada, baik dalam pekerjaan atau pelayanan, kita bisa saja berperilaku seperti pemimpin-pemimpin pada zaman Mikha. Kita kehilangan arah, tujuan, dan fokus yang kita layani. Kita melayani diri sendiri, tamak, dan mengorbankan orang lemah dengan melakukan ketidakadilan atas mereka. Bahkan, kita memanipulasi firman Allah sesuai keinginan pribadi. Kita memperlakukan Allah seperti lampu yang dapat kita nyalakan atau padamkan sesuka hati.
Peringatan Nabi Mikha juga ditujukan kepada kita agar tidak melakukan hal-hal yang tidak dikehendaki Tuhan. Tetaplah berfokus pada tujuan pelayanan kita, yaitu melayani Tuhan dan sesama. Jadilah pemimpin yang berkomitmen untuk menjalankan arah dan tujuan yang benar dengan terus mengarahkan pandangan kepada Tuhan; Dialah Pemimpin yang harus kita ikuti teladan-Nya. [GSS]