KAMI LEBIH BERHAK UNTUK MEMPERTAHANKAN TANAH LELUHUR KAMI DAN MEMBELA KEHORMATAN MARTABAT KEMANUSIAAN KAMI DENGAN CARA-CARA TERHORMAT, BERADAB DAN MANUSIAWI.
Oleh Gembala DR. A.G. Socratez Yoman,MA. Kami tidak pernah diam, takut dan gentar untuk membela martabat kemanusiaan kami dan masa depan di atas TANAH leluhur kami. "Enyalah Iblis! (Matius 3:10) dari Tanah leluhur kami." Bagaimana para perampok, pembunuh dan penjahat dibiarkan berkeliaran di atas Tanah leluhur/pusaka kami? Bagaimana orang-orang masih percaya kepada para pencuri, penjahat, pembunuh dan pembohong yang menduduki, menjajah dan menindas bangsa kami? KAMI Sudah Sekolah. KAMI sudah belajar dan mengerti serta memahami siapa itu sesungguhnya para penguasa kolonial firaun modern Indonesia. KAMI sudah bersama para penguasa kolonial modern Indonesia berwatak rasis, fasis, barbar, kriminal, dan perampok serta pembunuh yang menduduki dan menjajah kami sejak 1 Mei 1963. Ya, benar dan amin....apa yang ditulis Pastor Frans Lieshout, OFM sebagai saksi yang melihat watak barbar dan kriminal yang dilihat sebagai PERAMPOK, sebagaimana dikitup ini di bawah ini. "Pada tanggal 1 Mei 1963 datanglah orang Indonesia. Mereka menimbulkan kesan segerombolan PERAMPOK. TENTARA yang telah diutus merupakan kelompok yang cukup mengerikan. Seolah-olah di Jakarta mereka begitu saja dipungut di pinggir jalan. Mungkin benar-benar demikian." (Sumber: Gembala dan Guru Bangsa, Haluk; 2020:593). Dilanjutkan: "Saat itu saya melihat amukan mereka. Menjarah barang-barang bukan hanya di toko-toko, tetapi juga rumah-rumah sakit. Macam-macam barang diambil dan dikirim dengan kapal itu ke Jakarta. Di mana-mana ada kayu api unggun:buku-buku dan dokumen-dokumen arsip Belanda dibakar." (2020:593). Kami sudah belajar dan mengerti Perjanjian-Perjanjian untuk merampok hak hidup kami. Kami sudah belajar Perjanjian New York 15 Agustus 1962, Perjanjian Roma 30 September 1962, dan pelaksanaan Pepera 1969, Otsus Non 21 Tahun 2001; Otsus Jilid II No.2 Tahun 2021 dan Pemekaran Provinsi Boneka Indonesia sebagai bentuk Operasi Militer dan Operasi Transmigrasi gaya atau pola modern yang kesemuanya KEBOHONGAN DAN KEJAHATAN penguasa kolonial firaun modern Indonesia untuk menduduki dan menjajah Tanah dan bangsa kami. Untuk mempertahankan kebohongan dan kejahatan kemanusiaan serta ketidakadilan ini, para penguasa kolonial firaun modern Indonesia yang menduduki dan menjajah Tanah dan bangsa Papua dari waktu ke waktu menggunakan berbagai bentuk kekerasan dan teror, dan intimidasi, mitos, stigma, dan label selama 59 tahun sejak 1 Mei 1963, bahwa sebelumnya sejak 19 Desember 1961. Tulisan ini untuk meresponi teror yang dibuat orang-orang yang tidak bertanggungjawab yang menjadi sahabat Si Penjahat Iblis/Setan. Hari ini Selasa, 22/03/2022. Sekitar jam 12: 23WP Di Kantor Badan Pelayan Pusat Persekutuan Gereja-Gereja Baptis West Papua (PGBWP), ada orang yang membawa paket pengirim dengan mengatas namakan Pdt.Dr. Benny Giay mantan Ketua sinode KINGMI ditanah Papua ke Kantor Badan Pelayan Pusat (PGBWP). "Paket dibawa oleh tukang ojek dari Padang Bulan ke Kantor Persekutuan Gereja-Gereja Baptis West Papua. "Kami bertanya kepada tukang ojek; paket ini dari siapa? untuk siapa? Setelah kami melihatnya, paket dari Pdt. Benny Giay untuk buku sekolah. "Pak Gembala DR. Socrates S. Yoman bertanya, Saya kemarin (Senin) bersama beliau Benny Giay di Sentani, beliau kalau mau kirim sesuatu biasa sampaikan ke saya dulu tetapi ini belum ada konfirmasi sebelumnya, saya curiga paket ini dari orang lain". "Tukang ojek, saya hanya disuruh antar dari depan pangkalan ojek". "Pak Socrates S. Yoman tanya, Cri-ciri orang itu seperti apa"? "Tukang ojek, tadi pake baju kaos biru training ke ara ABE dengan buru-buru". "Pak Gembala Socrates S. Yoman,sampaikan: Sabar saya hubungi Pak Dr. Benny Giay. Setelah menghubungnya ternyata paket bukan dari Pak Benny Giay". "Menjadi pemimpin yang berani dan jujur tidak pernah lahir dalam keadaan aman dan damai. Ia lahir dalam keadaan yang tidak aman dan penuh kekacauan. Ia berjuang bukan dengan tujuan menjadi pemimpin, melainkan misi mulianya ialah rakyat tertindas harus mendapat kemerdekaan dan menikmati kedamaian sejati serta menebarkan senyuman indah dari hati mereka yang terbebas dari penjara ketakutan." (Gembala Dr. Socratez S.Yoman). Ita Wakhu Purom, 5/12/2019. Saya sudah SEKOLAH. Karena itu, tugas dan kewajiban saya mengubah cara pandang dan berpikir orang Melayu Indonesia, terutama penguasa, TNI-Polri yang menduduki dan menjajah bangsaku hanya dengan jalan MENULIS. (Dr.Socrates S.Yoman, MA. Akhir dari tulisan saya mengutip Seruan Moral Dewan Gereja Papua 21 Maret 2022. Ini membuktikan bahwa kami tidak berdiri dan berjuang sendiri, kami bersama-sama saudara-saudara di Indonesia dan di seluruh dunia dalam semangat solidaritas kemanusiaan, rasa keadilan, kesamaan derajat dan hak hidup merdeka dan kedamaian. " Kami (Dewan Gereja Papua) menyampaikan terima kasih kepada semua umat dan pemimpin Gereja, Politisi, Adat, Akademisi, Media Massa di Indonesia, Melanesia, Asia, Pasifik, Australia, Aotearoa-Selandia Baru, Uni Afrika, Karibia, Uni Eropa, Amerika Serikat yang telah menjadi Simon dari Kirene, berjalan bersama kami memikul salib Bangsa Papua. Salib yang kami pikul masih berbeban berat, jalan yang kami lalui masih tertatih-tatih, penuh duri di tubuh kami, karena itu kami tetap membutuhkan solidaritas dan dukungan seluas-luasnya."Doa dan harapan penulis, supaya tulisan ini berguna dan ada pencerahan.
Waa....Waa....Kinaonak! Ita Wakhu Purom, 23 Maret 2022
=========
Penulis:
1. Presiden Persekutuan Gereja-gereja Baptis West Papua.
2. Anggota: Dewan Gereja Papua (WPCC).
3. Anggota: Konferensi Gereja-Gereja⁰ Pasifik (PCC).
3. Anggota Baptist World Alliance (BWA).