KISAH DALAM REALITA HIDUP

 


BELAJAR PERBEDAAN UNTUK MEMBANGUN MASA DEPAN PAPUA YANG MANDIRI DAN KUAT . "Kepolosan, kejujuran, keterbukaan dan  keluguan serta ketulusan dalam menyampaikan pikiran dan isi hati  adalah nilai-nilai  luhur yang hidup dalam perabadan orang-orang asli Papua sejak turun-temurun dari waktu ke waktu sampai saat ini. Nilai-nilai luhur ini semakin terkikis  dalam sistem bangsa kolonial modern Indonesia melalui Kebijakan  Revolusi Budaya (Cultural Revolution Policy)  di Tanah Papua telah berlangsung selama 61 tahun sejak 19 Desember 1961 hingga sekarang." Oleh Gembala DR. A.G. Socratez Yoman,MA. Semua orang di Papua dan terutama sebagian besar atau mayoritas orang asli Papua yang menolak kebijakan sepihak Negara, yaitu Daerah Otonomi Baru (DOB) di Tanah Papua dikajutkan atau dikagetkan dengan pernyataan bupati Lanny Jaya, Befa Yigibalom, SE, MSi pada Kamis, 19 Mei 2022 di Wamena.  Saya menyoroti beberapa hal secara kritis, karena kita tidak dididik dengan baik untuk berfikir kritis.  Sebagian besar dari kita sudah dilumpuhkan, supaya kita tidak boleh berbicara berbeda. Saya melihat pernyataan Befa Yigibalom dari dua lensa, yaitu: lensa positif dan juga lensa kekurangan (negatif). 1. Lensa positif . Befa Yigibalom menunjukkan bahwa dia mampu memberikan makan ribuan orang. Orang-orang yang datang menikmati berkat makanan (gading babi) yang diberi makan secara gratis. Befa Yigibalom mengukir sejarah dan sejarah itu tercatat dalam lembaran sejarah rakyat dan bangsa Papua ribuan tahun ke depan.  2. Befa Yigibalom tidak munafik, tidak berpura-pura, tidak tunduk-tunduk, tidak sembunyi-sembunyi, tidak bicara dibelakang-belakang. Dalam diri Befa Yigibalom ada nilai keluhuran, kepolosan, kejujuran, keterbukaan dan  keluguan serta ketulusan. Contoh: Befa Yigibalom mengatakan: Yang berjuang Papua Merdeka, silahkan berjuang dan bawa kemerdekaan itu. Dan sebaliknya, saya dan keluarga terima dan mendukung Daerah Otonomi Baru (DOB) sebagai kesempatan untuk membangun rakyat Papua. Befa Yigibalom mengatakan: Berjuang Papua Merdeka dan DOB bertujuan membangun rakyat Papua dalam berbagai bidang. Dia tidakmelarang perjuangan Papua Barat Merdeka. Dia katakan "silahkan." Jadi, seperti seorang guru mengajarkan murid-murid atau siswanya tentang ilmumatematika: 5+5=10. 8+2=10.7+2=10. (seharusnya 7+3=10)6+4=10 9+1=10 . Semua murid serentak tertawa dan suara 100% mengatakan 7+2 bukan 10 tapi 9. Yang benar ialah 7+3=10.  Menurut saya, Befa Yigibalom menyatakan banyak hal dengan jujur, polos, tulus, benar, terbuka. Tapi, kita sendiri tidak atau belum belajar kritis dan berani mengatakan ide-ide yang berbeda. Apapun alasan dan tujuannya, Befa Yigibalom dapat memberikan makan ribuan orang. Befa Yigibalom mempunyai kisah yang akan hidup dalam catatan sejarah di atas Tanah milik orang-orang berkulit hitam dan berambut keriting.  Kisah bakar batu terbesar dalam sejarah orang asli Papua  pernah dirukir oleh Lukas Enembe dan Klemen Tinal mengukir sejarah bakar batu terbesar di atas Tanah TABI, Tanah Melanesia, Tanah Papua pada 2013. Lukmen memberikan makan ribuan orang pada waktu itu. Lukas Enembe dan Klemen Tinal Ap Nagawan, Ap Gain, Ap Nggok, Ap Inogobamini. Jadi, Befa Yigibalom juga Ap Nagawan, Ap Gain, Ap Nggok, Ap Wakangget, HANYA dalam komunikasi tidak seleksi  kata-kata dan kontrol baik, sehingga berbagai respon dan tanggapan disampaikan atas pernyataan pada Kamis, 19 Mei 2022. 2. Lensa Negatif . Pertama, Befa Yigibalom tidak gunakan standar etika komunikasi yang baik. Tidak pantas menyebut nama para pemimpin rakyat di Papua dalam forum terbuka. Tidak mencerminkan kesopanan terhadap pemimpin.  Kedua, Befa Yigibalom katakan Wam (Babi) itu dikasih oleh Negara. Ini perlu diluruskan bahwa babi itu milik rakyat, dipelihara rakyat dan dibeli dengan uang. Karena di Papua ini, Negara atau pemerintah tidak pernah membangun kandang babi dan memelihara babi. Ketiga, Befa Yigibalom tutup mata, seperti tidak peduli dan tidak melihat mayoritas, hampir 82% orang asli Papua mrenolak DOB. Setelah menonton vidio pernyataan pak Befa Yigibalom yang beredar secara liar di media sosial, tadi, saya telepon langsung kepada pak Befa Yigibalom dan sampaikan: "Pak acara sudah baik dan memberikan makan ribuan orang. Saya tidak setuju menyembut nama-nama pemimpin dan itu terkesan tidak etis dan juga tidak respek kepada mereka. Perbedaan perbedaan pendapat itu penting dan perlu karena kita manusia unik dan kita sudah berpendidikan baik." Saya sendiri sejak dulu menolak Pemekaran kabupaten dan provinsi di Papua. Karena, DOB itu agenda BIN, Militer untuk membangun basis-basis militer di Papua untuk merampok sumber daya alam di Papua dan menyingkirkan dan memusnahkan  Penduduk Asli Papua.  Yang jelas dan pati: Daerah Otonomi Baru (DOB) yang miskin persyaratan itu  yang dipaksakan BIN dan militer itu bukan pemerakan provinsi, tapi Pendudukkan, Penjajahan dan Kolonialisme modern. Akhir dari tulisan ini, saya mengutip: "Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya" (Amsal 26:27).  Stephen R. Covey dalam buku: Seven Habits: 7 Kebiasaan Manusia Yang Efektif mengatakan:  "Ketika kita membuka mulut dan menyatakan sesuatu, sebenarnya kita sedang menterjemahkan siapa sesungguhnya diri kita." " Mulut orang benar adalah sumber kehidupan. Lidah orang benar seperti perak pilihan. Bibir orang benar menggembalakan banyak orang" (Amsal 10:11; 20, 21). Doa dan harapan saya supaya tulisan ini menjadi berkat. Ita Wakhu Purom, Sabtu, 21 Mei 2022 Penulis: Presiden Persekutuan Gereja-gereja Baptis West Papua (PGBWP). 


Previous Post Next Post

Disqus Shortname

Comments system