Komisi C DPRD Kab. Lanny Jaya, Danius Wenda menilai aksi Penolakan Otsus dan DOB di Lanny Jaya segelintir orang, tidak mewakili Rakyat Lanny Jaya
TIOM, WEKONEWS.com – Komisi C DPRD Kab. Lanny Jaya, Danius Wenda menilai aksi Penolakan Otsus dan DOB di Lanny Jaya segelintir orang, tidak mewakili Rakyat Lanny Jaya.
Kami DPRD merasa bahwa aksi demo penolakan Otsus dan DOB di Lanny Jaya tidak mewakili aspirasi Rakyat Lanny Jaya. Pada waktu demo di DPRD, yang hadir dan terima aspirasi Ketua DPRD, Komisi A, Komisi C dan Anggota Komisi A.
Dalam pantauan kami di lapangan, KORLAPnya adik-adik Mahasiswa dari Jayapura, penanggungjawab aksi juga tidak ada surat pemeberitahuan ke kami di DPRD, sehingga kami mengindikasi kelompok aksi ini diseting secara sistematis, terstruktur dan masif untuk kepentingan Politis.
Kami sebagai representasi Wakil Rakyat, melihat aksi penolakan Otsus dan DOB ini tdk murni dari Rakyat Lanny Jaya, karena dalam aksi kami tdk melihat perwakilan perdistrik tapi yang hadir hanya beberapa orang.
Kami DPRD menilai Kepemimpinan Bupati Lanny Jaya, Bapak Befa Yigibalom dan Yemis Kogoya sangat berhasil dan memuaskan dengan Program berliannya Lanny Jaya Mandiri, Cerdas dan Sehat.
Penggunaan Dana Otsus di Kab.Lanny Jaya cukup signifikan dan menstimulus hingga ke akar rumput, kami DPRD Lanny Jaya sangat mengapresiasi Pemerintahan Befa Yigibalom dan Yemis Kogoya, karena dalam kepemimpinan 2 Periode dengan umur Kab.12thn Bupati berhasil membagun infrastruktur fisik dan nonfisik, menyiapkan SDM dll.
Kami berharap siapapun pemimpin berikut melanjutkan Program yang sudah ada.
Terkait Penolakan Daerah Otonom Baru (DOB) saya selaku Ketua Komisi C dari Dapil II, dimana Rakyat kami sedang berjuang Pemekaran Wilayah Baliem Centre dari Kab.Lanny Jaya dan Kab.Tolikara mendukung 100% Kerja-Kerja Tim Pemekaran DOB Baliem Centre dan Puncak Trikora.
Mayoritas Rakyat Lanny Jaya mensyukuri dengan adannya dana OTSUS, hanya perlu dilakukan oleh Pemerintah Pusat adalah Evaluasi Otsus bukan menolak Otsus.
Evaluasi Asas Desentralisasinya yang kurang maksimal terkesan Sentralistik, ibaratnya lepas kepala tanpa ekor, ekornya masih dikendalikan oleh Pemerintah Pusat.