BERTANGGUNG JAWAB
Markus 6:30-31Kemudian rasul-rasul itu kembali berkumpul dengan Yesus dan memberitahukan kepada-Nya semua yang mereka kerjakan dan ajarkan. Lalu Ia berkata kepada mereka: Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah seketika! Sebab memang begitu banyaknya orang datang dan yang pergi, sehingga makan pun mereka tidak sempat.
Seorang
anak Tuhan menyampaikan tentang adanya perubahan aturan di lembaga tempat
dirinya melayani dan bekerja. Ketika dirinya bergabung dengan sebuah Yayasan
Kristen yang bergerak khusus di bidang pelayanan Media, tidak ada aturan khusus
soal waktu bekerja. Yang terpenting adalah setiap staf mencapai target kerja
masing-masing. Namun dua tahun berselang, semua berubah. Mereka diwajibkan
untuk mulai bekerja dan pulang sesuai aturan yang berlaku. Dan dispensasi masuk
lebih siang hanya diperuntukkan bagi yang lembur.
Kenapa
aturan ini tiba-tiba muncul? Karena ada beberapa orang yang memanfaaatkan
‘kelonggaran’ yang ada, dengan datang terlambat. Ada yang pulang lebih awal,
dan ada pula yang mencolong waktu buat melakukan urusan pribadi. Beberapa staf
kurang bertanggung jawab!
Perbuatan
mereka ini berimbas pada kelangsungan pekerjaan sebab ada target-target
tertentu yang tidak tercapai. Sejak masa pelayanan Yesus, murid-murid setelah
selesai melayani, mereka melaporkan pekerjaannya, sehingga Yesus sebagai pemimpin,
tahu apa saja yang mereka sudah kerjakan. Dengan kata lain, mereka bisa
mempertanggungjawabkan pekerjaannya. Sedangkan Yesus, bisa mengevaluasi serta
mencarikan solusi atas masalah dan kendala yang mereka temui di lapangan. Dengan
demikian, para murid tidak hanya bertanggung jawab, melainkan lebih dari itu
semakin andal dan dapat diandalkan. Lantas, bagaimana dengan kita? Sudahkah
kita bertanggung jawab dan dapat diandalkan dalam setiap pekerjaan yang
dipercayakan oleh Tuhan? Ataukah sebaliknya, kita seringkali mengabaikan
tanggung jawab pelayanan sementara dengan pekerjaan setiap hari kita sangat
serius mengerjakannya? Tuhan Yesus memberkati kita