Pembacaan Firman Matius 24:4 "Jawab Yesus kepada mereka: "Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu!" Dalam pembacaan diatas satu hal yang dapat diambil adalah jangan pernah mengizinkan siapapun untuk: Menipu kita Menyesatkan kita Membelokan kearah yang lain, melainkan seharusnya kita haruslah tetap fokus pada tujuan yang benar. Pada Matius 24:4 Tuhan Yesus bertindak sebagai pembicara tunggal dalam seminar tentang eskatologi (akhir zaman) apa yang sudah, sedang dan akan terjadi, khususnya dihari-hari terakhir dari zaman akhir. Pada pembacaan kali ini intinya adalah: Terjemahan Lama menulis: "ingatlah jangan barang SEORANG menyesatkan kamu" Terjemahan Baru: "waspadalah supaya jangan ada ORANG yang menyesatkan kamu" Bahasa Inggris: "don't let ANYONE mislead you" Bahwa dalam konteks ini yang dapat menyesatkan kita tidak ditulis iblis atau setan melainkan kata Yesus adalah "Orang". Kira-kira orang yang seperti apa yang dimaksud ? Dalam ayat 5 dan 11, orang-orang akan menyesatkan bahkan dalam nama Yesus ataupun nabi-nabi paslu akan muncul. Namun salah satu poin yang dapat kita perhatikan terdapat pada ayat 12 "Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin." Pada terjemahan lama menggunakan istilah "Kasihnya sudah TAWAR" atau ada pula yang menggunakan istilah "kasihnya sudah LUNTUR", dalam terjemahan bahasa inggris "Live of many grow COLD (dingin)". Yesus mengatakan bahwa kita adalah garam dunia, pada Matius 5:13b disebutkan jika garam itu menjadi tawar, tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. Sangat berbahaya sekali dampaknya ketika kasih orang menjadi tawar, dang orang-orang tersebut mungkin ada di sekitar kita atau bahkan kita sendiri). Indikasi kasih yang menjadi tawar diantaranya adalah ujaran kebencian, fitnah, kata-kata teror-isme, radikal-isme, cara-cara dunia yang dibawa ke gereja, dan lain sebagainya. Apa sikap dan kewaspadaan kita ? Tentunya sebagai orang percaya jangan saling marah, membeci atau emosi. Salah satu sikap yang dapat kita renungkan adalah sikap pemungut cukai dalam Lukas 18:9-14. Pemungut cukai mengambil posisi jauh-jauh, ia menjaga jarak dari sikap orang farisi yang arogan dan menabur ujaran kebencian dan fitnah. Ia mendengar orang farisi mengatai saat berdoa dirumah Tuhan. Namun pemungut cukai ini tidak marah. Justru pemungut cukai ini memukul dirinya sendiri. Ia mengintrospeksi diri tidak menyalahkan siapapun. Memungut cukai berlutut kepada Tuhan untuk meminta pengampunan dari Tuhan dan dia dibenarkan olah Tuhan. Rendahkan hati dihadapan Tuhan karena Tuhan senang dengan orang yang rendah hati. Ketika kasih kebanyakan orang menjadi dingin, pemungut cukai memilih untuk menjaga jarak dan fokus kepada Tuhan. Selamat beristrahat Tuhan Yesus Krisus memberkati kita semua.